Pages

Selasa, 26 November 2013

Makalah Sejarah Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia


Pada permualaan abad ke-20 masyarakat Islam Indonesia telah mengalami beberapa perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan, maupun pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini. Salah satunya adalah dorongan untuk melawan penjajahan bangsa Belanda. Tidak mungkin bangsa Indonesia mampu mempertahankan segala aktivitas dengan cara tradisional untuk melawan kekuatan-kekuatan kolonialisme Belanda. Mereka mulai menyadari perlunya perubahan-perubahan apakah dengan menggali mutiara-mutiara Islam dari masa lalu yang telah memberi kesanggupan umat Islam pada abad pertengahan untuk mengatasi Barat dalam pengetahuan serta dalam memperluas pengaruh, atau dengan menggunakan metode-metode baru yang telah dibawa ke Indonesia oleh Belanda.
Sebagaimana umat Islam di negara-negara Timur Tengah, perlawanan terhadap kolonialisme telah mendorong umat Islam untuk mengadakan berbagai pembaruan. Gerakan pembaruan ini tidak mungkin berjalan bila tidak diikuti perubahan di bidang pendidikan. Dengan otomatis perubahan Islam berjalan seiring dengan pemba­ruan pendidikan Islam. Fenomena ini berlaku di seluruh negara-negara Islam, termasuk Indonesia.
Berbicara tentang pembaruan pendidikan Islam di Indonesia, mengharuskan kita membahas gerakan-gerakan pembaruan pendi­dikan baik oleh individu maupun organisasi-organisasi masyarakat Islam.
download lengkap makalah di sini

Rangkuman Materi Olimpiade IPA

I.GERAK
a.       Kecepatan adalah perubahan posisi tiap satu satuan waktu.
b.      Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang dilalui benda yang bergerak.
v : kecepatan atau kelajuan
S : jarak tempuh
t : waktu                          
S  =  v.t

download lengkap rangkuman di sini

Rangkuman ISBD


ISD         : Ilmu Sosial Dasar
IBD         : Ilmu Budaya Dasar
ISBD      : Ilmu Sosial Budaya Dasar
KD          : Kompetensi Dasar


Ø  Objek atau sasaran kajian ISD :
a.    Berbagai kenyataan bersama yang merupakan masalah social.
b.    Keanekaragaman golongan dan kesatuan social dalam masyarakat.
Ø  Objek atau sasaran kajian IBD adalah berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya serta hakikat manusia yang satu.
Ø  Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai manusia sebagai makhluk berbudaya.
Ø  IBD mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Ø  KD yang ingin dicapai ISBD adalah
a.    Pengantar ISBD
b.    Manusia sebagai makhluk budaya
c.    Manusia sebagai makhluk individu dan social
d.   Manusia dan peradaban
e.    Manusia, keragaman, dan kesetaraan
f.     Manusia, nilai, moral, dan hokum
g.   Manusia, sains, teknologi, dan seni
h.   Manusia dan lingkungan

Download lengkap rangkuman di sini

Makalah Penilaian Sikap


Dewasa ini banyak sekali permasalah yang dihadapi oleh para guru dalam melakukan penilaian terhadap sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Itu di karenakan karena banyak para guru tidak mengetahui bagaimana format observasi untuk mengamati dan mengukur sikap siswa dalam pembelajaran. Masalah tersebut muncul dari keabstrak-an  fenomena sikap, yang masih berupa konsep/konstruk umum, yang sulit diamati dan diukur, jika belum dijabarkan dan didefinisikan menjadi indikator dan deskriptor indikator tersebut disusun dari amatan perilaku-perilaku yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran, yang diasumsikan sebagai cerminan sikap siswa.
Jadi dalam makalah ini akan dipaparkan tentang pengertian penilaian sikap, manfaat penilaian sikap, komponen penilaian sikap, tingkatan penilaian sikap, objek penilaian sikap,tehnik penilaian sikap serta contoh penilaian  sikap supaya para guru atau kita sebagai calon pendidik agar nantinya bisa melakukan observasi terhadap anak didik kita serta melakukan penilaian dengan baik.
Download makalah lengkap di sini

Olimpiade Sains Kuark 2014

Olimpiade Sains Kuark (OSK) 2014 adalah kompetisi sains nasional untuk siswa SD/MI di Indonesia.
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Sains SD, Olimpiade IPA SD.






 

Cerdas Menghisab Diri

Dikisahkan, ketika melakukan pemantauan terhadap keadaan rakyatnya, Khalifah Abu Bakar RA dengan ditemani oleh beberapa sahabat memasuki lahan pertanian seseorang dari golongan Anshar. Ketika berada di tengah lahan pertanian itu, Abu Bakar melihat seekor burung terbang dari satu pohon kurma ke pohon kurma lainnya dan dari satu pohon ke pohon lainnya.

Ia pun duduk dan menangis. Para sahabat pun bertanya kepadanya, ''Wahai khalifah, apa gerangan yang terjadi pada dirimu?'' Abu Bakar menjawab, ''Aku menangis karena burung itu. Ia terbang dengan enaknya dari satu pohon ke pohon lainnya, lalu datang ke sumber air dan hinggap di pohon, kemudian mati tanpa ada hisab dan tanpa ada azab. Aduhai, sekiranya aku menjadi burung.'' \\



Penghisaban atas semua amal perbuatan adalah hal yang pasti bagi setiap manusia. Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya menegaskan bahwa hari penghitungan (yaum al-hisab) adalah haqq. Tidak ada seorang pun yang mampu menghindar dari penghisaban di akhirat kelak. Allah berfirman, ''Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka.'' (QS 88: 25-26).

Ketika hari penghisaban tiba, tidak ada lagi saat untuk beramal. Karena itu, setiap manusia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hari penghisaban dengan memperbanyak amal di dunia. Al-Imam Ali bin Abu Thalib berkata, ''Dunia itu selalu bergerak menjauh dari kehidupan manusia sedangkan akhirat selalu bergerak mendekatinya. Masing-masing dari keduanya mempunyai budak yang setia kepadanya. Maka, jadilah kamu sekalian sebagai budak akhirat dan janganlah kamu sekalian menjadi budak dunia. Sesungguhnya di dunia inilah tempat beramal dan tidak ada penghisaban sedangkan di akhirat nanti adalah saat penghisaban dan bukan tempat beramal.''

Amal yang akan menolong manusia di saat penghisaban nanti adalah amal saleh yang dilandasi dengan niat suci untuk mendapatkan ridha Allah semata. Karena itu, setiap manusia harus pandai melakukan evaluasi terhadap amal yang diperbuatnya di dunia.

Rasulullah SAW bersabda, ''Orang yang cerdas adalah orang yang pandai menghisab dirinya di dunia dan beramal untuk kehidupan setelah mati sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya suka berharap kepada Allah tanpa melakukan apa-apa.'' (HR Tirmidzi).

Pernyataan senada ditegaskan Umar bin Khattab RA, ''Hisablah diri kamu sekalian sebelum dihisab oleh Allah. Dan berhias dirilah (dengan amal) untuk menghadapi ujian terbesar. Sesungguhnya, penghisaban di hari kiamat itu hanya akan terasa ringan bagi orang yang terbiasa menghisab dirinya di dunia.''

Kebiasaan menghisab diri adalah bukti ketakwaan seorang Mukmin. Dengan kebiasaan itu, semoga kita termasuk golongan yang ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya, ''Adapun orang yang diberikan kitab (catatan) amalnya dari sebelah kanannya, maka ia akan dihisab dengan penghisaban yang mudah.'' (QS 84: 7-8). Wallahu a'lam


Bening Hati Berbalas Surga


Suatu hari, Rasulullah sedang duduk di masjid dikelilingi para sahabat. Beliau tengah mengajarkan ayat-ayat Qur’an. Tiba-tiba Rasulullah berhenti sejenak dan berkata,”Akan hadir diantara kalian seorang calon penghuni surga”. Para sahabat pun bertanya-tanya dalam hati, siapakah orang istimewa yang dimaksud Rasulullah ini?. Dengan antusias mereka menunggu kedatangan orang tersebut. Semua mata memandang ke arah pintu.

Tak berapa lama kemudian, seorang laki-laki melenggang masuk masjid. Para sahabat heran, inikah orang yang dimaksud Rasulullah? Dia tak lebih dari seorang laki-laki dari kaum kebanyakan. Dia tidak termasuk di antara sahabat utama. Dia juga bukan dari golongan tokoh Quraisy. Bahkan, tak banyak yang mengenalnya. Pun, sejauh ini tak terdengar keistimewaan dia.

Ternyata, kejadian ini berulang sampai tiga kali pada hari-hari selanjutnya. Tiap kali Rasulullah berkata akan hadir di antara kalian seorang calon penghuni surga, laki-laki tersebutlah yang kemudian muncul.

Maka para sahabat pun menjadi yakin, bahwa memang i-laki itulah yang dimaksud Rasulullah. Mereka juga menjadi semakin penasaran, amalan istimewa apakah yang dimiliki laki-laki ini hingga Rasulullah menjulukinya sebagai calon penghuni surga?

Akhirnya, para sahabat pun sepakat mengutus salah seorang di antara mereka untuk mengamati keseharian laki-laki ini. Maka pada suatu hari, sahabat yang diutus ini menyatakan keinginannya untuk bermalam di rumah laki-laki tersebut. Si laki-laki calon penghuni surga mempersilakannya.

Selama tinggal di rumah laki-laki tersebut, si sahabat terus-menerus mengikuti kegiatan si laki-laki calon penghuni surga. Saat si laki-laki makan, si sahabat ikut makan. Saat si sahabat mengerjakan pekerjaan rumah, si sahabat menunggui. Tapi ternyata seluruh kegiatannya biasa saja. “Oh, mungkin ibadah malam harinya sangat bagus,” pikirnya. Tapi ketika malam tiba, si laki-laki pun bersikap biasa saja. Dia mengerjakan ibadah wajib sebagaimana biasa. Dia membaca Qur’an dan mengerjakan ibadah sunnah, namun tak banyak. Ketika tiba waktunya tidur, dia pun tidur dan baru bangun ketika azan subuh berkumandang.

Sungguh, si sahabat heran, karena ia tak jua menemukan sesuatu yang istimewa dari laki-laki ini. Tiga malam sang sahabat bersama sang calon penghuni surga, tetapi semua tetap berlangsung biasa. Apa adanya.

Akhirnya, sahabat itu pun pun berterus terang akan maksudnya bermalam. Dia bercerita tentang pernyataan Rasulullah. Kemudian dia bertanya,“Wahai kawan, sesungguhnya amalan istimewa apakah yang kau lakukan sehingga kau disebut salh satu calon penghuni surga oleh Rasulullah? Tolong beritahu aku agar aku dapat mencontohmu”.

Si laki-laki menjawab,” Wahai sahabat, seperti yang kau lihat dalam kehidupan sehari-hariku. Aku adalah seorang muslim biasa dengan amalan biasa pula. Namun da satu kebiasaanku yang bisa kuberitahukan padamu.
Setiap menjelang tidur, aku berusaha membersihkan hatiku. Kumaafkan orang-orang yang menyakitiku dan ubuang semua iri, dengki, dendam dan perasaaan buruk kepada semua saudaraku sesama muslim. Hingga aku tidur dengan tenang dan hati bersih serta ikhlas. Barangkali itulah yang menyebabkan Rasulullah menjuluki demikian.”

Mendengar penjelasan itu, wajah sang sahabat menjadi berseri-seri. “Terima kasih kawan atas hikmah yang kau berikan. Aku akan memberitahu para sahabat mengenai hal ini”. Sang sahabat pun pamit dengan membawa pelajaran berharga.

***
Kawan, kisah di atas barangkali tak lagi asing. Namun tiada rugi untuk ditutur kembali. Surga bukan hanya hak para wali, nabi, syuhada dan ulama. Jika kita merasa hanyalah orang kebanyakan, itu tak berarti kita tak berhak atas nikmat surga. Karena amalan kecil pun bisa menjadi kunci masuk surga. Dan ternyata kebersihan hati itu sangat besar nilainya.

Jangan pernah berputus asa atas rahmatNya. Sungguh Dia Maha Pemberi Karunia. InsyaAllah, jika kita ikhlas, tulus dan mengerjakan penuh cinta, Dia takkan menyia-nyiakan hambaNya. Wallahu a’lam.




by: Ustadz. Imam Suja'i, Jum'at, 4 Februari 2011