Pages

Selasa, 10 Desember 2013

MELAWAN KAPITALISME SEKOLAH


Oleh: Kurnia Muhajaroh, M.Pd
Mata Kuliah Kapita Selekta
Saat ini kita di Indonesia menyaksikan realitas dunia pendidikan yang begitu mengenaskan. Di satu sisi, mutu pendidikan tak kunjung menunjukkan perbaikan yang signifikan. Di sisi yang lain, dunia pendidikan juga telah menjadi bagian dari lahan industri kapitalisme, sehingga pemerataan pendidikan untuk seluruh rakyat menjadi cita-cita yang semakin jauh untuk dapat diraih. Pendidikan yang bermutu menjadi identik dengan biaya mahal, gedung megah, seragam necis, dan semacamnya.
Kebanyakan masyarakat tak mampu berbuat banyak melawan komersialisme pendidikan ini. Mereka yang berkantong tebal memercayakan anak-anaknya untuk dididik di sekolah bermutu berlabel internasional dengan biaya melangit. Mereka yang miskin kebanyakan harus merelakan anak-anaknya putus sekolah setelah menamatkan pendidikan dasar. Data di Depdiknas menunjukkan bahwa angka putus sekolah pada tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 2004-2005 berjumlah 685.967, sedang tingkat SMP mencapai 263.793. Jika tak putus sekolah, mereka menjalani pendidikan dengan teramat susah payah. Dalam situasi seperti ini, pendidikan kemudian menjadi beban hidup yang berat—jauh dari cita-cita pembebasan—yang kerap kali membuat rakyat semakin frustrasi. Dalam beberapa tahun terakhir, media massa lokal maupun nasional relatif cukup sering memberitakan anak-anak usia sekolah yang bunuh diri karena tak mampu membayar iuran di sekolah.

Download lengkap materi di sini

1 komentar: