Rabu, 14 Mei 2014
Kamis, 08 Mei 2014
EVALUASI PENDIDIKAN
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
EVALUASI PENDIDIKAN
- Hadits
أَخْبَرَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ آدَمَ عَنْ ابْنِ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي سِنَانٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ
دِثَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ
الْقُبُورِ فَزُورُوهَا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ
ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَامْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ
إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا
مُسْكِرًا
- Terjemahannya
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Adam dari Ibnu Fudlail dari Abu Sinan dari Muharib bin
Ditsar dari ‘Abdullah bin Buraidah dari bapaknya dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah melarang kalian
berziarah kubur, maka -sekarang- ziarahlah kubur, dan aku pernah melarang
kalian -memakan- daging kurban lebih dari tiga hari, maka simpanlah apa yang
kalian kehendaki -dari daging-daging tersebut- dan aku pernah melarang kalian dari
nabidz (minuman yang terbuat dari anggur) kecuali yang terdapat dalam tempat
minum, maka minumlah yang ada dalam semua tempat minum dan janganlah kalian
minum sesuatu yang memabukkan.” (HR. Muslim)
- Komentar / Tanggapan
Dalam suatu pendidikan pasti dibutuhkan suatu evaluasi,
karena dengan evaluasi inilah untuk meningkatkan kualitas seorang pendidik dan
melihat bagaimana perkembangan pengetahuannya. Karena Nabi dalam hadist ini
beliau mengevaluasi suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, dari asalnya
dilarang oleh Nabi, tapi setelah itu dibolehkan karena melihat banyak
manfaatnya dari pada madharatnya, dan begitu juga dari asalnya dibolehkan oleh
Nabi saw, tapi setelah itu dilarang oleh Nabi saw karena melihat banyak
madharatnya dari pada manfaatnya
Bismillahirrohamanirrohim
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap
muslim dan di bawah ini ada beberapa hadits yang berhubungan dengan menuntut
ilmu. Semoga bermanfaat.
Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ
وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًابِمَا
يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina,
karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya
para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena
senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
Penjelasan Hadits:
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar di atas
menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan para malaikat turut bergembira.
Agama Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk
mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya
dan berprestasi serta dengan ilmu, ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu
pentingnya ilmu, Rasulullah saw. mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu, baik
laki-laki maupun perempuan.
Umat Islam wajib menuntut ilmu yang selalu dibutuhkan
setiap saat. Ia wajib shalat, berarti wajib pula mengetahui ilmu mengenai
shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan sebagainya, berarti wajib pula
mengetahui ilmu yang berkaitan dengan puasa, zakat, haji, dan sebagainya
sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti manusia
mengetahui mana yang harus dilakukan mana yang tidak boleh, seperti
perdagangan, batas-batas mana yang boleh diperbuat dan mana yang dilarang.
Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke
akhiratan saja tetapi juga tentang keduniaan. Jelaslah kunci utama keberhasilan
dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat adalah ilmu. Rasulullah saw.
pernah bersabda:
مَنْ اَرَادَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا
فَعَلَيْهِ بِالَعِلْمِ
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia
maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka
dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan
akhirat) maka dengan ilmu.”
Untuk kehidupan dunia kita memerlukan ilmu yang dapat
menopang kehidupan dunia, untuk persiapan di akhirat. Kita juga memerlukan ilmu
yang sekiranya dapat membekali kehidupan akhirat. Dengan demikian, kebahagiaan
di dunia dan di akhirat sebagai tujuan hidup insya Allah akan tercapai.
Untuk memperoleh pengetahuan, perlu ada usaha. Oleh
karena itu, Rasulullah saw. pernah meminta umat Islam agar menuntut ilmu
walaupun ke negeri Cina. Dianjurkannya memilih negeri Cina pada saat itu,
karena kemungkinan peradaban Cina sudah maju.
Di lain hadits Rasulullah juga menegaskan bahwa
menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia:
اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ
اِلَى اللَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai
liang lahat.”
Selanjutnya dijelaskan oleh Rasulullah bahwa para
malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada orang-orang yang menuntut ilmu
karena senangnya. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi seseorang sehingga
malaikat bangga dengannya.
Di samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh
Rasulullah saw. akan diberikan kemudahan jalan ke surga. Perhatikan hadits di
bawah ini:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ
فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ ـ رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk
menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.
Muslim).
‘AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
‘AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR
- Hadits
عن ابى سعد
الخدري رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من راء منكم
منكرا فليغيره بيده، فأن لم يستطيع فبلسانه، فأن لم يستطيع فبقلبه وذالك ضعف
الايمان ( رواه مسلم )
- Terjemahannya
Dari Abu Sa’id al-Khudriy r.a berkata : aku mendengar
Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa diantara kalian melihat suatu
kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka
dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, yang demikian itu
adalah selemah-lemahnya Iman”. (HR. Muslim)
- Komentar / Tanggapan
Amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kepada kebaikan dan
mencegah dari keburukan adalah hal yang memang mudah tapi sulit untuk
melakukannya. Dalam hal ini kita sebagai umat muslim sudah sepantasnya untuk
mengajak siapa saja melakukan kebaikan dan mencegah atau melarang berbuat
keburukan dan kejahatan. Ketika seseorang melihat ada yang melakukan
kemungkaran maka ingatkan dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya,
apabila masih tidak bisa maka dengan hatinya. Maksudnya jika ada kemungkaran
maka kita wajib mencegahnya, dan mengingatkan supaya tidak melakukan hal-hal
yang dilarang dan dibenci oleh Allah.
PAKAIAN dan HIASAN
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
PAKAIAN dan HIASAN
a.
Hadits
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ : بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّيْ مُسْبِلاً إِزَارَهُ إِذْ قَالَ
لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص م: اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ
ثُمَّ جَاءَ ، ثُمَّ قَالَ : اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ
جَاءَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : يَا رَسُوْلُ اللهِ ، مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنْ
يَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ ؟ فَقَالَ : إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي مُسْبِلٌ
إِزَارَهُ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ.
(رواه أبو داود)
b. Terjemahannya
“Dari Abu Huroiroh ra. Telah berkata : “Ada seorang pemuda
yang mana kainnya terjulur, maka Rosululloh berkata : “Pergilah dan berwudhulah
(sekali lagi) !”, maka dia pergi dan berwudhu kemudian datang, kemudian Rosul
berkata : “pergilah dan berwudhulah !”, maka ada seseorang yang bertanya :
“wahai Rosululloh mengapa engkau memerintahkan dia berwudhu kemudian engkau
mendiamkannya ? “, Beliau menjawab : “Sesungguhnya dia sholat dengan
menjulurkan kainnya, dan bahwasanya Alloh tidak menerima sholat seseorang yang
menjulurkan kainnya.” (H.R. Abu Dawud)
c. Komentar / Tanggapan
Pakaian dan perhiasan yang merupakan dua hal yang sangat
berkaitan. Disini Allah menyukai para hambanya baik itu muslim laki-laki maupun
muslim perempuan yang mau menutupi aurat mereka seperti yang telah dijelaskan
dalam Al-Quran batasan-batasan muslim laki-laki dan perempuan untuk menutup
auratnya. Dari segi pakaian, Allah telah memerintahkan kepada kita untuk
menggunakan pakaiaan yang dapat menutupi aurat kita, dan menggunakan perhiasan
yang seperlunya saja tanpa berlebih-lebihan. Karena Allah tidak menyukai
orang-orang yang selalu berlebih-lebihan. Wanita sholehah itu adalah perhiasan
dunia, dan laki-laki yang menjaga kehormatan wanita adalah para penjaganya.
PERNIKAHAN
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
PERNIKAHAN
a.
Hadist
وَعَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ
اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا ,
وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ
b. Terjamahannya
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena
empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah
wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” HR. Muttafaq Alaihi dan
Imam Lima.
c. Komentar /
Tanggapan
Dalam hadits ini kita sebagai seorang
pendidik/guru harus bersikap Professional dalam mendidik muridnya, jangan
dipandang sebelah mata, kepada murid yang telah menurut kita memang
kurang dalam segala hal, dari mulai harta, keturunan, kecantikan/ketampanan
anak didik kita, tapi yang harus kita lihat itu adalah agamanya, atau apakah
dia memang membutuhkan ilmu dari kita, kita harus mendidiknya dengan baik dan
menyampaikan ilmu kepadanya walaupun satu ayat. Terutama kita harus mendidik
seorang murid itu harus melihat agamanya, agar apa yang akan kita sampaikan itu
tidak bertentangan dengan ajaran agamanya, khususnya dalam mata pelajaran
pendidikan keagamaan.
Hadits ini memang cukup bagus untuk
diimplikasikan terhadap pendidikan, karena sebelum kita mendidik orang
lain kita harus mendidik dulu diri kita sendiri, keluarga, kerabat dekat dan
setelah itu kepada orang lain.
Selasa, 06 Mei 2014
KELEMBUTAN dan KEARIFAN DALAM PENDIDIKAN
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
KELEMBUTAN dan KEARIFAN DALAM PENDIDIKAN
- Hadits
وعن ابن عباس
رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لأشج عبد القيس : [ إن فيك
خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة ] رواه مسلم
- Terjemahannya
Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda
kepada ‘’Abdul Qais yang terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua
sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)
- Komentar / Tanggapan
Sifat santun dan sabar memang disukai oleh Allah swt,
maka dari itu kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap seperti itu.
Memang sifat seperti itu telah ada di dalam diri manusia, namun tergantung
kepada kita bagaimana memanfaatkan dan menggunakan sifat itu. Dengan sifat
santun, diharapkan kita dapat berlaku sopan santun kepada siapa saja baik itu
orang yang lebih tua dari kita, orang yang lebih muda, dan orang yang sebaya
dengan kita. Sedangkan dengan sifat sabar, diharapkan kita dapat sabar dalam
menghadapi apapun, baik itu berupa cobaan, maupun kenikmatan. Karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang memiliki sifat santun dan sabar.
Dalam dunia pendidikan tidak sepantasnya ada kesombongan
baik guru maupun peserta didik. Apalagi seorang guru yang menjadi faktor
sentral dalam pendidikan, dan seorang guru adalah sebuah contoh bagi peserta
didiknya dan guru adalah bagaikan malaikat yang memberikan motivasi ketika
peserta didiknya mulai-mulai malas dan sebagai pembawa solusi ketika peserta
didiknya ada masalah. Dalam istilah orang sunda “ digugu dan ditiru”.
Kalau gurunya mempunyai Akhlak yang jelek. Bagaimana dengan murdinya? Mungkin
akan lebih parah. Masalah inilah yang hendaknya kita waspadai.
Santun, lembut, arif dan sabar adalah sifat yang harus
ada didalam diri seorang pendidik. Dari keempat sifat tersebut, apabila ada
yang hilang salah satu maka tidak akan seimbang. Contohnya kalau tidak ada
sifat sabar dari seorang pendidik maka tidak akan disukai oleh peserta didik
dan akan hancur proses pendidikan tersebut. Apalagi kalau guru PAUD atau SD
harus mempunyai jiwa kesabaran yang baik dan Istiqamah.
SIKAP CERIA dan SITUASI KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
SIKAP CERIA dan SITUASI KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN
- Hadits
عن أبي
العبَّاسِ عبدِ اللهِ بنِ عباسِ بنِ عبد المطلب رضِيَ اللهُ عنهما ، عن رَسُول
الله – صلى الله عليه وسلم – ، فيما يروي عن ربهِ ، تباركَ وتعالى ، قَالَ : ((
إنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ والسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ ، فَمَنْ هَمَّ
بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَها اللهُ تَبَارَكَ وتَعَالى عِنْدَهُ
حَسَنَةً كامِلَةً ،وَإنْ هَمَّ بهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَناتٍ
إِلى سَبْعمئةِ ضِعْفٍ إِلى أَضعَافٍ كَثيرةٍ ، وإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلةً ، وَإنْ هَمَّ
بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً )) مُتَّفَقٌ عليهِ
- Terjemahannya
Dari Abul Abbas, yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul
Muththalib, radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah s.a.w. dalam suatu uraian yang
diceriterakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta’ala Hadis semacam ini disebut Hadis
Qudsi – bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mencatat semua kebaikan dan
keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian itu – yakni mana mana yang
termasuk hasanah dan mana mana yang termasuk sayyiah. Maka barangsiapa yang
berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka
dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai suatu kebaikan yang
sempurna di sisiNya, dan barangsiapa berkehendak mengerjakan kebaikan itu
kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah sebagai sepuluh kebaikan
di sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai menjadi
berganda-ganda yang amat banyak sekali. Selanjutnya barangsiapa yang
berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka
dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya
dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu kemudian jadi
melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai satu keburukan saja di
sisiNya.” (HR.Muttafaq ‘alaih)
- Komentar /
Tanggapan
PERSAUDARAAN dan KERJASAMA
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
PERSAUDARAAN dan KERJASAMA
- Hadits
وعن ابن عمر رضي
الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : المسلم لايظلمه ولايسلمه من
كان فى حاجة أخيه كان الله فى حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه بها كربة
من كرب يوم القيامة، ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة ( متفق عليه )
- Terjemahannya
Dari Ibnu `Umar r.a melaporkan:. Rasulullah (saw)
bersabda: ” Seorang muslim adalah saudara (lain) Muslim, ia tidak kesalahan
dia juga tidak menyerahkannya kepada orang yang tidak dia salah Jika ada
memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya, jika satu
mengurangi seorang muslim dari kesulitan, Allah akan meringankan kesulitannya
pada hari kiamat, dan jika ada yang menutupi seorang Muslim (dosa-dosanya),
Allah akan menutupi dia (nya dosa-dosa) di Hari Kebangkitan “. (HR.Mutafaq
‘alaihi)
- Komentar /
Tanggapan
Allah telah menjanjikan berbagai pahala
dan ganjaran bagi muslim yang mampu meringankan kesulitan muslim lainnya,
menutupi dosa-dosanya, dan membantunya. Karena pada dasarnya semua muslim itu
adalah bersaudara. Allah sangat menyukai orang-orang yang tidak pernah
memutuskan tali silaturahmi. Persaudaraan itu bukan hanya harus satu darah atau
senasab, akan tetapi dalam satu agama sebenarnya kita telah menjadi saudara
yaitu antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya. Maka sudah sepantasnya
kita selalu menjaga persaudaraan ini, dengan cara terus mempererat tali
silaturahmi diantara muslim, saling membantu dan bekerja sama dalam kebaikan
dan mencegah segala keburukan.
Hadits tersebut dapat diterapkan dalam pendidikan dengan
mendidik bahwa setiap manusia harus saling membantu karena setiap muslim dalam
suatu kebaikan. Dengan rasa persaudaraan yang kuat maka kerjasama dalam
memajukan bidang pendidikan akan terlaksana. Seorang pendidik harus membantu
setiap muslim yaitu dengan memberikan nasehat yang membawa kepada kebaikan dan
kemajuan khususnya bagi setiap muslim yang telah kita beri nasehat dan umumnya
bagi seluruh umat muslim di dunia ini. Dan seorang pendidik harus
mengajarkan kepada peserta didiknya bagaimana suatu persaudaran dan kerjasama
yang di ridhai Allah swt itu !.
AMANAH
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
AMANAH
- Hadits
وعن ابى هريرة
رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : أية المنافق ثلاث : إذا حدث
كذب، وإذا وعد أحلف فإذا أتمن خان ( متفق عليه )
- Terjemahannya
Dari Abi Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah saw bersabda
: “Tandanya orang Munafiq itu ada tiga, yaitu : jikalau ia berbicara
berdusta, jikalau ia berjanji menyalahi (inkar) dan jikalau ia dipercaya
berkhianat”. (HR. Mutafaq ‘alaih)
- Komentar / Tanggapan
Amanah merupakan salah satu sikap yang disukai oleh
Allah, Rasul dan semua orang. Apabila seseorang telah amanah atau terpercaya
maka selamanya dia akan dipercaya oleh siapapun, tetapai ketika seseorang telah
lalai dalam mengemban amanah maka akan sulit untuk dapat dipercaya oleh orang
lain, sifat amanah ini memang dangat sulit sekali dimiliki oleh semua orang,
tetapi apabila kita berusaha untuk menjadi orang yang amanah maka orang lain
akan salalu percaya kepada kita. Dan apabila sudah hilang sikap amanah itu
didalam diri kita meskipun kita hanya satu kali tidak berbuat amanah, maka akan
susah mengembalikan kepercayaan orang lain terhadap diri kita.
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
- Hadits
عن ابى مسعود
رضي الله عنه قال سألت النبي صلى الله عليه وسلم : أي الاعمال أحب الى الله
تعالى قال الصلاة على وقتها قلت ثم أي بر الوالدبن قلت ثم أي قال الجهاد فى سبيل
الله. ( متفق عليه )
- Terjemahannya
Dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata : “aku pernah bertanya
kepada Nabi saw manakah amalan yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab :
shalat tepat waktu, aku bertanya : lalu apa lagi ? beliau menjawab : berbakti
kepada orang tua, aku bertanya lagi ? beliau menjawab : berjihad di jalan
Allah. ( HR. Mutafaq ‘alaihi )
- Komentar / Tanggapan
Amalan yang dicintai oleh Allah itu ada 3, yaitu shalat
tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad di jalan Allah. Dalam hal
berbakti kepada orang tua, sudah sepantasnya seorang anak itu berbakti kepada
kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandung, melahirkan, menyusui dan
membesarkannya serta mendidiknya dan ayahnya yang telah mencari nafkah untuk
membiayai kehidupan anak dan istrinya. Apabila anak itu durhaka kepada
orang tuanya sungguh sangat tidak pantas, karena semua yang dilakukan
oleh orang tuanya kepadanya tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun.
Oleh karena itu, kita sebgai anak kita harus mempunyai
rasa kasih sayang terhadap kedua orang tua kita sehingga suatu saat merka
dimasa tua nanti kitalah yang akan mendidik dan dan merawat mereka dengan penuh
kasih dan sayang sebagaimana mereka mendidik kita dan menyayangi kita sejak
kecil. Hadist nabi juga mengatakan kalau surga itu dibawah telapak kaki ibu,
kalau kita ingin meraih surganya Allah maka kita harus selalu berbuat baik
terhadap kedua orang tua kita.
JUJUR, OBJEKTIF dan CERDAS
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
JUJUR, OBJEKTIF dan CERDAS
a.
Hadist
عن ابن مسعود
رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال : أن الصدق يهدي ألى البر، وإن
البر يهدي إلى الجنة، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عنه الله صديقا. وإن الكذب يهدي
إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا
( متفق عليه )
b.
Terjemahannya
Dari Ibnu Mas’ud r.a Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya
kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke
Surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga
ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan
mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan mengiring ke
Neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan
dicatat baginya sebagai seorang pendusta”. ( HR. Mutafaq ‘alaih )
c.
Komentar / Tanggapan
Perilaku jujur itu lebih baik dari pada berdusta, itu
pasti !!!. karena kejujuran itu akan membawa kita pada kebaikan, Allah sangat
menyukai orang-orang yang berlaku jujur, dan akan ditempatkan disurga. Tetapi
orang-orang yang suka berdusta atau berbohong sangat dibenci Allah dan akan
ditempatkannya di Neraka. Seorang anak harus memiliki sikap jujur dan tugas
orang tua yang mendidik dan mengajarkan tentang kejujuran itu.
Adapun pendidikan Shadaqah Jariyah dapat diterapkan sejak
kecil dengan saling membantu teman yang membutuhkan atau dengan cara mengisi
kotak amal yang ada di masjid terdekat dan pendidikan mencari ilmu yang
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat tidak boleh berhenti karena dengan
ilmu kita akan mendapatkan kebahagian dunia ataupun kebahagian nanti di
akhirat. Pendidikan anak pun harus diperhatikan keberhasilan orang tua mendidik
anak untuk menjadi anak yang soleh dengan memberikan pendidikan agama yang
cukup di rumah dan selain itu memberikan sarana pendidikan misalnya di masukkan
ke lembaga-lembaga pendidikan agama atau kesuatu sekolah yang memberikan
pendidikan agamanya yang maksimal. Penerapan metode belajar agama oleh seorang
pendidik sangat penting untuk menciptakan seorang anak yang jujur, shaleh dan
berakhlakul karimah.
TANGGUNG JAWAB PENDIDIK
Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
TANGGUNG JAWAB PENDIDIK
a. Hadits
و عنه أن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال : لايمنع جار جاره أن يغرز جشبة فى جداره ، ثم يقول
أبو هريرة : مال أراكم عنها معرضين والله لارمين أكتافكم ( متفق عليه )
b. Terjemahannya
“Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah
menolak seorang tetangga pada tetangganya yang akan menancapkan kayu di
temboknya, Kemudian Abu Hurairah berkata: “Mengapakah kamu mengabaikan keterangan
ini, demi allah saya akan memikulkan tanggung jawab atas ajaran Nabi ini di
atas bahumu”. (HR. Bukhari-Muslim)
c. Komentar /
Tanggapan
Dalam hadits ini kami belum tahu apa maksudnya, sehingga
hadits ini dijadikan salah satu landasan untuk tanggung jawab pendidik. Tapi
disini kami akan sedikit menebak mungkin tanggung jawab disini merupakan ajaran
Nabi saw untuk umatnya, diharapkan kita jangan mengabaikan tanggung jawab yang
telah diembankan kepada kita, salah satunya tanggung jawab seorang pendidik
kepada peserta didiknya.
Apabila tanggung jawab itu bisa dilaksanakan dan
dipertanggung jawabkan, Insya Allah ajaran Nabi itu telah terlaksanakan dengan
baik.
Langganan:
Postingan (Atom)