Pages

Rabu, 14 Mei 2014

JADWAL UJIAN SEKOLAH NASIONAL

SD ISLAM INTEGRAL LUQMAN AL HAKIM PURWODADI

TAHUN 2013 / 2014



Kamis, 08 Mei 2014

EVALUASI PENDIDIKAN

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.


EVALUASI PENDIDIKAN

  1. Hadits
أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ آدَمَ عَنْ ابْنِ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي سِنَانٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَامْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا
  1. Terjemahannya
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam dari Ibnu Fudlail dari Abu Sinan dari Muharib bin Ditsar dari ‘Abdullah bin Buraidah dari bapaknya dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka -sekarang- ziarahlah kubur, dan aku pernah melarang kalian -memakan- daging kurban lebih dari tiga hari, maka simpanlah apa yang kalian kehendaki -dari daging-daging tersebut- dan aku pernah melarang kalian dari nabidz (minuman yang terbuat dari anggur) kecuali yang terdapat dalam tempat minum, maka minumlah yang ada dalam semua tempat minum dan janganlah kalian minum sesuatu yang memabukkan.” (HR. Muslim)
  1. Komentar / Tanggapan
Dalam suatu pendidikan pasti dibutuhkan suatu evaluasi, karena dengan evaluasi inilah untuk meningkatkan kualitas seorang pendidik dan melihat bagaimana perkembangan pengetahuannya. Karena Nabi dalam hadist ini beliau mengevaluasi suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, dari asalnya dilarang oleh Nabi, tapi setelah itu dibolehkan karena melihat banyak manfaatnya dari pada madharatnya, dan begitu juga dari asalnya dibolehkan oleh Nabi saw, tapi setelah itu dilarang oleh Nabi saw karena melihat banyak madharatnya dari pada manfaatnya

Bismillahirrohamanirrohim

Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu. Semoga bermanfaat.

Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).

Penjelasan Hadits:

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan para malaikat turut bergembira.

Agama Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu, ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah saw. mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan.

Umat Islam wajib menuntut ilmu yang selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat, berarti wajib pula mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan sebagainya, berarti wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan puasa, zakat, haji, dan sebagainya sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti manusia mengetahui mana yang harus dilakukan mana yang tidak boleh, seperti perdagangan, batas-batas mana yang boleh diperbuat dan mana yang dilarang.

Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja tetapi juga tentang keduniaan. Jelaslah kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat adalah ilmu. Rasulullah saw. pernah bersabda:

مَنْ اَرَادَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالَعِلْمِ
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu.”

Untuk kehidupan dunia kita memerlukan ilmu yang dapat menopang kehidupan dunia, untuk persiapan di akhirat. Kita juga memerlukan ilmu yang sekiranya dapat membekali kehidupan akhirat. Dengan demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai tujuan hidup insya Allah akan tercapai.
Untuk memperoleh pengetahuan, perlu ada usaha. Oleh karena itu, Rasulullah saw. pernah meminta umat Islam agar menuntut ilmu walaupun ke negeri Cina. Dianjurkannya memilih negeri Cina pada saat itu, karena kemungkinan peradaban Cina sudah maju.

Di lain hadits Rasulullah juga menegaskan bahwa menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia:

اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat.”

Selanjutnya dijelaskan oleh Rasulullah bahwa para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada orang-orang yang menuntut ilmu karena senangnya. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi seseorang sehingga malaikat bangga dengannya.

Di samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan kemudahan jalan ke surga. Perhatikan hadits di bawah ini:

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ ـ رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).












‘AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

‘AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR


  1. Hadits
عن ابى سعد الخدري رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من راء منكم منكرا فليغيره بيده، فأن لم يستطيع فبلسانه، فأن لم يستطيع فبقلبه وذالك ضعف الايمان ( رواه مسلم )
  1. Terjemahannya
Dari Abu Sa’id al-Khudriy r.a berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya Iman”. (HR. Muslim)
  1. Komentar / Tanggapan
Amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan adalah hal yang memang mudah tapi sulit untuk melakukannya. Dalam hal ini kita sebagai umat muslim sudah sepantasnya untuk mengajak siapa saja melakukan kebaikan dan mencegah atau melarang berbuat keburukan dan kejahatan. Ketika seseorang melihat ada yang melakukan kemungkaran maka ingatkan dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila masih tidak bisa maka dengan hatinya. Maksudnya jika ada kemungkaran maka kita wajib mencegahnya, dan mengingatkan supaya tidak melakukan hal-hal yang dilarang dan dibenci oleh Allah.


















PAKAIAN dan HIASAN

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

PAKAIAN dan HIASAN

a.      Hadits
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّيْ مُسْبِلاً إِزَارَهُ إِذْ قَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ  ص م: اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ ، ثُمَّ قَالَ : اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : يَا رَسُوْلُ اللهِ ، مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ ؟ فَقَالَ : إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ. (رواه أبو داود)
b.      Terjemahannya
“Dari Abu Huroiroh ra. Telah berkata : “Ada seorang pemuda yang mana kainnya terjulur, maka Rosululloh berkata : “Pergilah dan berwudhulah (sekali lagi) !”, maka dia pergi dan berwudhu kemudian datang, kemudian Rosul berkata : “pergilah dan berwudhulah !”, maka ada seseorang yang bertanya : “wahai Rosululloh mengapa engkau memerintahkan dia berwudhu kemudian engkau mendiamkannya ? “, Beliau menjawab : “Sesungguhnya dia sholat dengan menjulurkan kainnya, dan bahwasanya Alloh tidak menerima sholat seseorang yang menjulurkan kainnya.” (H.R. Abu Dawud)
c.     Komentar / Tanggapan
Pakaian dan perhiasan yang merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Disini Allah menyukai para hambanya baik itu muslim laki-laki maupun muslim perempuan yang mau menutupi aurat mereka seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran batasan-batasan muslim laki-laki dan perempuan untuk menutup auratnya. Dari segi pakaian, Allah telah memerintahkan kepada kita untuk menggunakan pakaiaan yang dapat menutupi aurat kita, dan menggunakan perhiasan yang seperlunya saja tanpa berlebih-lebihan. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berlebih-lebihan. Wanita sholehah itu adalah perhiasan dunia, dan laki-laki yang menjaga kehormatan wanita adalah para penjaganya.












PERNIKAHAN

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
PERNIKAHAN 

a.      Hadist
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ)  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ
b.      Terjamahannya
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” HR. Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.
c.       Komentar / Tanggapan
            Dalam hadits ini kita sebagai seorang pendidik/guru harus bersikap Professional dalam mendidik muridnya, jangan dipandang sebelah mata, kepada  murid yang telah menurut kita memang kurang dalam segala hal, dari mulai harta, keturunan, kecantikan/ketampanan anak didik kita, tapi yang harus kita lihat itu adalah agamanya, atau apakah dia memang membutuhkan ilmu dari kita, kita harus mendidiknya dengan baik dan menyampaikan ilmu kepadanya walaupun satu ayat. Terutama kita harus mendidik seorang murid itu harus melihat agamanya, agar apa yang akan kita sampaikan itu tidak bertentangan dengan ajaran agamanya, khususnya dalam mata pelajaran pendidikan keagamaan.
Hadits ini memang cukup bagus untuk diimplikasikan terhadap pendidikan, karena sebelum kita mendidik orang  lain kita harus mendidik dulu diri kita sendiri, keluarga, kerabat dekat dan setelah itu kepada orang lain.



Selasa, 06 Mei 2014

KELEMBUTAN dan KEARIFAN DALAM PENDIDIKAN

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

KELEMBUTAN dan KEARIFAN DALAM PENDIDIKAN

  1. Hadits
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لأشج عبد القيس : [ إن فيك خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة ] رواه مسلم
  1. Terjemahannya
Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang  terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)
  1. Komentar / Tanggapan
Sifat santun dan sabar memang disukai oleh Allah swt, maka dari itu kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap seperti itu. Memang sifat seperti itu telah ada di dalam diri manusia, namun tergantung kepada kita bagaimana memanfaatkan dan menggunakan sifat itu. Dengan sifat santun, diharapkan kita dapat berlaku sopan santun kepada siapa saja baik itu orang yang lebih tua dari kita, orang yang lebih muda, dan orang yang sebaya dengan kita. Sedangkan dengan sifat sabar, diharapkan kita dapat sabar dalam menghadapi apapun, baik itu berupa cobaan, maupun kenikmatan. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang memiliki sifat santun dan sabar.
Dalam dunia pendidikan tidak sepantasnya ada kesombongan baik guru maupun peserta didik. Apalagi seorang guru yang menjadi faktor sentral dalam pendidikan, dan seorang guru adalah sebuah contoh bagi peserta didiknya dan guru adalah bagaikan malaikat yang memberikan motivasi ketika peserta didiknya mulai-mulai malas dan sebagai pembawa solusi ketika peserta didiknya ada masalah. Dalam istilah orang sunda “ digugu dan ditiru”. Kalau gurunya mempunyai Akhlak yang jelek. Bagaimana dengan murdinya? Mungkin akan lebih parah. Masalah inilah  yang hendaknya kita waspadai.
Santun, lembut, arif dan sabar adalah sifat yang harus ada didalam diri seorang pendidik. Dari keempat sifat tersebut, apabila ada yang hilang salah satu maka tidak akan seimbang. Contohnya kalau tidak ada sifat sabar dari seorang pendidik maka tidak akan disukai oleh peserta didik dan akan hancur proses pendidikan tersebut. Apalagi kalau guru PAUD atau SD harus mempunyai jiwa kesabaran yang baik dan Istiqamah.

SIKAP CERIA dan SITUASI KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

SIKAP CERIA dan SITUASI KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN

  1. Hadits
عن أبي العبَّاسِ عبدِ اللهِ بنِ عباسِ بنِ عبد المطلب رضِيَ اللهُ عنهما ، عن رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – ، فيما يروي عن ربهِ ، تباركَ وتعالى ، قَالَ : (( إنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ والسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ ، فَمَنْ هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَها اللهُ تَبَارَكَ وتَعَالى عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً ،وَإنْ هَمَّ بهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَناتٍ إِلى سَبْعمئةِ ضِعْفٍ إِلى أَضعَافٍ كَثيرةٍ ، وإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلةً ، وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً )) مُتَّفَقٌ عليهِ
  1. Terjemahannya
Dari Abul Abbas, yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib, radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah s.a.w. dalam suatu uraian yang diceriterakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta’ala Hadis semacam ini disebut Hadis Qudsi – bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian itu – yakni mana mana yang termasuk hasanah dan mana mana yang termasuk sayyiah. Maka barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya, dan barangsiapa berkehendak mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah sebagai sepuluh kebaikan di sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali. Selanjutnya barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai satu keburukan saja di sisiNya.” (HR.Muttafaq ‘alaih)
  1. Komentar / Tanggapan
Kebaikan dan keburukan merupakan dua sifat yang selalu bertolak belakang, kebaikan akan memuntun kita menuju ke surga, sedangkan keburukan akan menuntu kita ke neraka. Allah swt, bahkan telah menjanjikan pahala bagi orang yang melakukan kebaikan dan menyiksa orang yang melakukan keburukan. Jangankan melakukannya, dengan sudah berniat untuk melakukan kebaikan, Allah telah mencatatnya sebagai kebaikan disisnya bahkan jika ia melakukan kebaikan itu. Begitu pula sebaliknya, dengan orang yang sudah berniat untuk melakukan keburukan maka akan dicatat pula oleh Allah sebagai suatu keburukan disisinya.












PERSAUDARAAN dan KERJASAMA

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

PERSAUDARAAN dan KERJASAMA

  1. Hadits
وعن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : المسلم لايظلمه ولايسلمه من كان فى حاجة أخيه كان الله فى حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه بها كربة من كرب يوم القيامة، ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة ( متفق عليه )
  1. Terjemahannya
Dari Ibnu `Umar r.a melaporkan:. Rasulullah (saw) bersabda: ” Seorang muslim adalah saudara (lain) Muslim, ia tidak kesalahan dia juga tidak menyerahkannya kepada orang yang tidak dia salah Jika ada memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya, jika satu mengurangi seorang muslim dari kesulitan, Allah akan meringankan kesulitannya pada hari kiamat, dan jika ada yang menutupi seorang Muslim (dosa-dosanya), Allah akan menutupi dia (nya dosa-dosa) di Hari Kebangkitan “. (HR.Mutafaq ‘alaihi)
  1. Komentar / Tanggapan
Allah telah menjanjikan berbagai pahala dan ganjaran bagi muslim yang mampu meringankan kesulitan muslim lainnya, menutupi dosa-dosanya, dan membantunya. Karena pada dasarnya semua muslim itu adalah bersaudara. Allah sangat menyukai orang-orang yang tidak pernah memutuskan tali silaturahmi. Persaudaraan itu bukan hanya harus satu darah atau senasab, akan tetapi dalam satu agama sebenarnya kita telah menjadi saudara yaitu antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya. Maka sudah sepantasnya kita selalu menjaga persaudaraan ini, dengan cara terus mempererat tali silaturahmi diantara muslim, saling membantu dan bekerja sama dalam kebaikan dan mencegah segala keburukan.
Hadits tersebut dapat diterapkan dalam pendidikan dengan mendidik bahwa setiap manusia harus saling membantu karena setiap muslim dalam suatu kebaikan. Dengan rasa persaudaraan yang kuat maka kerjasama dalam memajukan bidang pendidikan akan terlaksana. Seorang pendidik harus membantu setiap muslim yaitu dengan memberikan nasehat yang membawa kepada kebaikan dan kemajuan khususnya bagi setiap muslim yang telah kita beri nasehat dan umumnya bagi seluruh umat muslim di  dunia ini. Dan seorang pendidik harus mengajarkan kepada peserta didiknya bagaimana suatu persaudaran dan kerjasama yang di ridhai Allah swt itu !.












AMANAH

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

AMANAH

  1. Hadits
وعن ابى هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : أية المنافق ثلاث : إذا حدث كذب، وإذا وعد أحلف فإذا أتمن خان ( متفق عليه )
  1. Terjemahannya
Dari Abi Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah saw bersabda : “Tandanya orang Munafiq itu ada tiga, yaitu : jikalau ia berbicara berdusta, jikalau ia berjanji menyalahi (inkar) dan jikalau ia dipercaya berkhianat”. (HR. Mutafaq ‘alaih)
  1. Komentar / Tanggapan
Amanah merupakan salah satu sikap yang disukai oleh Allah, Rasul dan semua orang. Apabila seseorang telah amanah atau terpercaya maka selamanya dia akan dipercaya oleh siapapun, tetapai ketika seseorang telah lalai dalam mengemban amanah maka akan sulit untuk dapat dipercaya oleh orang lain, sifat amanah ini memang dangat sulit sekali dimiliki oleh semua orang, tetapi apabila kita berusaha untuk menjadi orang yang amanah maka orang lain akan salalu percaya kepada kita. Dan apabila sudah hilang sikap amanah itu didalam diri kita meskipun kita hanya satu kali tidak berbuat amanah, maka akan susah mengembalikan kepercayaan orang lain terhadap diri kita.



















BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

  1. Hadits
عن ابى مسعود رضي الله عنه قال سألت النبي صلى الله عليه وسلم  : أي الاعمال أحب الى الله تعالى قال الصلاة على وقتها قلت ثم أي بر الوالدبن قلت ثم أي قال الجهاد فى سبيل الله. ( متفق عليه )
  1. Terjemahannya
Dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata : “aku pernah bertanya kepada Nabi saw manakah amalan yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab : shalat tepat waktu, aku bertanya : lalu apa lagi ? beliau menjawab : berbakti kepada orang tua, aku bertanya lagi ? beliau menjawab : berjihad di jalan Allah. ( HR. Mutafaq ‘alaihi )
  1. Komentar / Tanggapan
Amalan yang dicintai oleh Allah itu ada 3, yaitu shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad di jalan Allah. Dalam hal berbakti kepada orang tua, sudah sepantasnya seorang anak itu berbakti kepada kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkannya serta mendidiknya dan ayahnya yang telah mencari nafkah untuk membiayai  kehidupan anak dan istrinya. Apabila anak itu durhaka kepada orang tuanya sungguh sangat tidak pantas, karena  semua yang dilakukan oleh orang tuanya kepadanya tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun.
Oleh karena itu, kita sebgai anak kita harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap kedua orang tua kita sehingga suatu saat merka dimasa tua nanti kitalah yang akan mendidik dan dan merawat mereka dengan penuh kasih dan sayang sebagaimana mereka mendidik kita dan menyayangi kita sejak kecil. Hadist nabi juga mengatakan kalau surga itu dibawah telapak kaki ibu, kalau kita ingin meraih surganya Allah maka kita harus selalu berbuat baik terhadap kedua orang tua kita.




















JUJUR, OBJEKTIF dan CERDAS

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.
JUJUR, OBJEKTIF dan CERDAS

a.      Hadist
عن ابن مسعود رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال : أن الصدق يهدي ألى البر، وإن البر يهدي إلى الجنة، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عنه الله صديقا. وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا ( متفق عليه )
b.      Terjemahannya
Dari Ibnu Mas’ud r.a Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke Surga, sesungguhnya  jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan mengiring ke Neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta”. ( HR. Mutafaq ‘alaih )

c.       Komentar / Tanggapan
Perilaku jujur itu lebih baik dari pada berdusta, itu pasti !!!. karena kejujuran itu akan membawa kita pada kebaikan, Allah sangat menyukai orang-orang yang berlaku jujur, dan akan ditempatkan disurga. Tetapi orang-orang yang suka berdusta atau berbohong sangat dibenci Allah dan akan ditempatkannya di Neraka. Seorang anak harus memiliki sikap jujur dan tugas orang tua yang mendidik dan mengajarkan tentang kejujuran itu.
Adapun pendidikan Shadaqah Jariyah dapat diterapkan sejak kecil dengan saling membantu teman yang membutuhkan atau dengan cara mengisi kotak amal yang ada di masjid terdekat dan pendidikan mencari ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat tidak boleh berhenti karena dengan ilmu kita akan mendapatkan kebahagian dunia ataupun kebahagian nanti di akhirat. Pendidikan anak pun harus diperhatikan keberhasilan orang tua mendidik anak untuk menjadi anak yang soleh dengan memberikan pendidikan agama yang cukup di rumah dan selain itu memberikan sarana pendidikan misalnya di masukkan ke lembaga-lembaga pendidikan agama atau kesuatu sekolah yang memberikan pendidikan agamanya yang maksimal. Penerapan metode belajar agama oleh seorang pendidik sangat penting untuk menciptakan seorang anak yang jujur, shaleh dan berakhlakul karimah.























TANGGUNG JAWAB PENDIDIK

Materi Hadits Tarbawi disampaikan olah Bapak Musonef.


TANGGUNG JAWAB PENDIDIK
a.      Hadits
و عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لايمنع جار جاره أن يغرز جشبة فى جداره ، ثم يقول أبو هريرة : مال أراكم عنها معرضين والله لارمين أكتافكم ( متفق عليه )
b.      Terjemahannya
“Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah menolak seorang tetangga pada tetangganya yang akan menancapkan kayu di temboknya, Kemudian Abu Hurairah berkata: “Mengapakah kamu mengabaikan keterangan ini, demi allah saya akan memikulkan tanggung jawab atas ajaran Nabi ini di atas bahumu”. (HR. Bukhari-Muslim)
c.       Komentar / Tanggapan
Dalam hadits ini kami belum tahu apa maksudnya, sehingga hadits ini dijadikan salah satu landasan untuk tanggung jawab pendidik. Tapi disini kami akan sedikit menebak mungkin tanggung jawab disini merupakan ajaran Nabi saw untuk umatnya, diharapkan kita jangan mengabaikan tanggung jawab yang telah diembankan kepada kita, salah satunya tanggung jawab seorang pendidik kepada peserta didiknya.
Apabila tanggung jawab itu bisa dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan, Insya Allah ajaran Nabi itu telah terlaksanakan dengan baik.