Pages

Jumat, 23 November 2012

Kerukunan antar Umat Beragama

Bagi saya pribadi kerukunan antar umat beragama amatlah sangat penting. Bukannya saya ikut faham liberalisme, pluralisme, atau sekulerisme, tapi saya menekankan pada diri saya pribadi untuk menghormati yang namanya perbedaan. Tetap menjaga kerukunan demi kedamaian di muka bumi ini. Bukankah kita diciptakan Allah dari laki-laki dan perempuan yang bersuku-suku dan berbangsa? dan kita dianjurkan untuk saling mengenal?. Dari perbedaan itulah kita bisa saling melengkapi untuk mencapai satu kesatuan umat manusia yang beraneka ragam, berbagai latar suku, buudaya, adat, dan bangsa, bukankah Islam Rahmatan lil alamin?

Menurut saya kerukunan antar umat beragama itu ada tiga unsur, dimana tiga unsur saling terkait satu sama lain, tidak ada dikotomi diantara unsur tersebut. Tentunya agama yang masuk adalah Islam, dipandang dari saya sebagai seorang muslim saya harus ikut menjaga kerukunan umat beragama tersebut. Kerukunan umat beragama yaitu:

1. Kerukunan intern umat beragama 
Bukankah sesama muslim itu saudara? jadi, marilah kita tingkatkan ukhuah islamiah. Jalin hubungan baik antar ormas Islam. Memang kita terkotak-kotak dalam banyak golongan, bahkan Nabi pernah bersabda kalau umatnya nanti akan pecah menjadi 73 golongan?. Saya mendambakan kerukanan umat Islam, persatuan umat Islam Indonesia saat mengusir imperialis barat dari nusantara. Dimana saat itu peran ulam dan santri sangat dominan membangun patriotisme dan nasionalisme bangsa dalam usaha untuk merdeka. Biarlah syi'ah, khowarij, murji'ah menjadi sejarah islam masa lampau. Hendaknya kita sebagai seorang muslim bisa lebih arif dalam menyikapi perbedaan pendapat, perbedaan madzhab, perbedaan furu'iyah. Toh kita semua mengaku ahlussunah wal jama'ah? jangan saling mengkafirkan. Sakit rasanya melihat diantara kita tidak rukun, hanya karena beda jumlah rakaat shalat tarawih, karena sholat subuh tidak pakai do'a qunut?. Semoga kita bersatu tidak hanya karena kita diserang penjajah atau mushola kita dibakar orang kafir (meskipun kita tidak pernah sholat?), saat ada bencana alam, saat Nabi pemersatu kita dilcehkan orang kafir. Lebih dari itu, karena kita semua umat Islam adalah saudara. waallahu a'lam.

2. Kerukunan antar umat beragama
Perlu diketahui bersama dalam dunia ini kita tidak hidup sendiri, homogen. kita diciptakan selain manjadi makhluk individu jaga sebagai malkhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain?. Kita diciptakan heterogen, bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Ada umat Islam, Non-Islam, dan Munafiq. Tidak hanya dizaman ini, zaman Rosulpun sudah ada. Lihat bagaimana sikap Rosul saat beliau diludahi oleh orang kafir? saat beliau hijrah ke Madinah? apakah semua warga Madinah beragama Islam?. Sikap beliau diwarisi oleh para Kholifah Kulafaur Rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman, ALi). Kholifah memperlakukan orang non-muslim sebagai manusia seutuhnya. Mereka(orang non-muslim) membayar pajak, orang Islam membayar zakat. Mereka dilindungi, selama mereka tidak memerangi Islam. Era sekarang, abad-21 siapa yang memegang perekonimian pasar? siapa pemilik Mall? Supermarket? bahkan toko klontong terbesar di tiap-tiap kecamatan? apakah kita ingin memusuhi mereka?.  Maaf, semenjak runtuhnya kerajaan Turki Utsmani awal abad-20, kita belum mampu membangun kejayaan Islam lagi?. Tapi itu semua tidak membuat kita saling bermusuhan antar umat manusia di dunia ini. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Dan bukankah Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu? waallahu a'lam.

3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah
Kita tidak hidup di zaman Nabi, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, Bani Fatimiyah, Kerajaan Turki Utsmani.Tapi kita hidup di era reformasi usai orde lama dan orde baru. Kita hidup bertumpah darah satu air tanah air Indonesia, berbahasa satu bahasa persatuan bahasa Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia. Dipimpin oleh seorang presiden, yang dipilih melalu pemilu. Tapi ada satu yang sama, dari zaman nabi hingga sekarang, yaitu kita hidup dengan memeluk agam Islam. Islam itu indah, Islam itu agung, Islam rahmatan lil alamin. Saya pribadi menafsirkan atau menyamakan pemerintah di sini dengan ulil amri. Bagaimana kita taat kepada pemimpin selagi pemimpin itu benar. Sehingga kita bisa menaati undang-undang atau PP yang dibuat oleh negara. Pemerintah bisa menjadi jembatan atara pemeluk agama supaya negara ini bisa aman, damai, tentram, makmur. waallahu a'lam.

Ketiga unsur diatas menjadi satu kesatuan unsur yang menyatukan segala perbadaan. Untuk bisa saling menghargai, saling menghormati dan respect atas perbedaan itu sendiri. Perbedaan itu pasti adanya. Jangan mengambing hitamkan perbedaan untuk berbuat rusuh. Jadikan perbedaan suatu alat untuk mempersatukan kita. waallahu a'lam.

Tentunya tulisan ini masih banyak kekurangan, dengan tulus saya mohon maaf atas kecerobohan saya, atas ketidak tahuan saya. sekali lagi maaf.


0 komentar:

Posting Komentar