Pages

Kamis, 28 Februari 2013

Mengendalikan Emosi

Amarah, marah, emosi yang tak terkendali bisa terjadi kapanpun dimanapun. Dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar. Pada dasarnya semua orang tidak menginginkan amarah, nafsu, emosi menguasai diri mereka. Amarah menguji kesabaran seseorang, sesabar orang itu, kuatkah orang itu menerima apa-apa yang tidak sesuia hati nurani mereka, yang dalam prepektif umum itu hal yang baik atau tidak baik dialaminya?. Semisal ada suatu pertanyaan yang ditujukan pada kita. Sebenarnya pertanyaan ini ringan, dan mudah untuk dijawab. Datang orang pertama, Pak tanya, "ruang pak kepala sekolah di mana ya?". Kita menjawab " di sana". Datang lagi orang kedua dengan pertanyaan sama "Pak ruang kepala sekolah di mana ya?" Kita menjawab "di sana. kemudian datang lagi orang ketiga dengan pertanyaan sama pula "Pak ruang kepala sekolah di mana ya? mungkin kita masih bisa menjawab "di sebelah sana". Meski menjawab dalam kondisi tidak ikhlas. Lalu pertanyaanya, apakah kita masih bisa menjawab dengan baik apabila datang orang keempat kelima dan seterusnya dengan pertanyan sama? semua itu tergantung pada diri kita masing-masing. Beda mungkin kalo yang ditanya itu Recepsionis yang emang sudah menjadi tugasnya. Beda orang beda profesi tentu akan memberi jawaban berbeda pula. Tapi disitu letak kesabaran orang itu diuji

Seringkali Emosi meluap-luap karena dari masalah-masalah kecil yang menumpuk, menggunung tak terurai, sehingga pada puncaknya, DOR... meletuslah amarah, emosi yang tak terkendalikan. Walaupun pada akhirnya, pasti orang sehat akan menyesal atas apa yang dilakukan. Merasa berdosa, merasa bersalah, kenapa saya tadi bisa seperti itu? kenapa aku lakukan itu?. Kalau sudah terlanjur begitu apa yang musti kita lakukan? tentu istighfar, minta maaf kepada semua yang bersangkutan. Minta maaf kepada siapa saja yang kena getah saat kita emosi. Dan tentunya memperbaiki dengan hal yang baik.

Untuk mengantisipasi hal itu, agar dapat mengendalikan emosi dengan baik. Bisa dicoba dengan:
  • Spiritual (hubungan dengan yang Maha Kuasa lebih intens) Selain ibadah wajib bisa juga ditambah amalan-amalan sunnah lain ( tadarus Al Qur'an, Sholat Dzuha, Sholat Lail.... dll).
  • Komunikasi antar sesama selalu dijaga. tentunya komunikasi yang baik.
  • Manajemen masalah, segera selesaikan masalah dari yang terkecil.
  • Terbuka, legowo menerima kritik dan saran
  • Siap mental dengan kondisi apapun yang akan terjadi.
  • Menerima takdir.

Sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat


0 komentar:

Posting Komentar