Pages

Selasa, 07 Mei 2013

Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia : Nahdhatul Ulama

Organisasi Islam ini berdiri pada tahun 1926,  sebenarnya keinginan mendirikan organisasi ini telah muncul sejak 1924. Waktu itu K.H.A. Wahab Hasbullah telah menyampaikannya kepada K.H. Hasyim Asy'ari, tetapi waktu itu K.H. Hasyim Asy'ari masih belum berkenan. K.H. A. Wahab Hasbullah menyadari arti pentingnya sebuah organisasi untuk memperkokoh kesatuan di antara para ulama. K.H. Hasyim Asy'ari baru merestui berdirinya organisasi para ulama setelah adanya desakan-desakan perlunya mendirikan organisasi oleh situasi ketika itu dan telah memperoleh restu dari K.H. Khalil Madura. Maka, sejak tanggal 16 Rajab 1949/ 31 Januari 1926, berdirilah organisasi para ulama yang disebut Jam'iyah Nahdiatul Ulama.

Pada awalnya organisasi ini belum memiliki tujuan yang jelas, tujuan organisasi baru dirumuskan pada tahun 1927. Organisasi ini bertujuan memperkuat ikatan salah satu dari empat mazhab serta untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk anggota, sesuai dengan Islam. Kegiatan ini meliputi usaha untuk memperkuat persatuan di antara para ulama yang masih berpegang tegu m9okih pada mazhab, pengawasan terhadap pemakaian kitab-kitab di pesantren, penyebaran Islam, seperti yang diajarkan oleh mazhab yang empat, perluasan jumlah madrasah serta perbaikan organisasinya, bantuan kepada mesjid, langgar dan pesantren, dan juga pemeliharaan anak yatim serta fakir miskin. Maksud lain yang penting pula ialah pebentukan badan-badan untuk memajukan usaha para anggota Nahdiatui Ulama
Dengan demikian, tampak bahwa organisasi NU bermaksud mempertahankan praktek keagamaan yang sudah mentradisi di Nusantara untuk mengimbangi gencamya ekspansi pembaruan Islam

Para ulama yang tergabung dalam organisasi ini khawatir bila pembaruan atau modernisasi Islam akan melenyapkan paham keagamaan yang selama ini mereka jalani. Karena itulah, gerakan NU mendapat dukungan dari para pemimpin pesantren yang dikenal memiliki resistensi kuat untuk mempertahankan budaya pesantren. NU merencanakan untuk mempersatukan pesantren di seluruh Jawa di bawah naungan NU.
Nahdlatul Ulama memberikan perhatian yang besar bagi pendidikan, khususnya pendidikan tradisional yang harus dipertahankan keberadaannya. Pada awal berdirinya, NU tidak membicarakan secara tegas tentang pembaruan pendidikan. Namun begitu, NU juga terjun dalam kegiatan pembaruan pendidikan. NU mendirikan madrasah-madrasah dengan model Barat. Sampai akhir tahun 1956 (1938 M) Komisi Perguruan NU mengeluarkan kebijakan tentang susunan madrasah-madrasah NU, yang terdiri dari ; Madrasah Awaliyah lama belajar 2 tahun, Madrasah Ibtidaiyah lama belajar 3 tahun, Madrasah Tsanawiyah lama belajar 3 tahun, Madrasah Mu'alimin Wusta lama belajar 2 tahun dan Madrasah Mu'alimin 'Ulya lama belajar 3 tahun.

Kendati demikian, NU mendapat kesulitan untuk memprakarsai pembaruan pendidikan di lingkungan pesantren di pedesaan. Dalam hal ini, menurut Steenbrink, NU tidak pernah mengambil keputusan yang revolusioner. Semua ini dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi keras dari kyai dan masyarakat Muslim.

Pembaruan pendidikan yang diterapkan di pesantren Tebuireng tersebut merupakan awal yang bagus bagi kemajuan pesantren, khususnya di Jawa dan Madura. Pada perkembangan berikutnya, modernisasi tersebut menjadi contoh bagi pesantren di Jawa untuk lebih terbuka terhadap system pendidikan modern. Besarnya pengaruh K.H. Hasyim Asy'ari sangat mendukung bagi pembaruan lembaga pendidikan di pesantren dan sosial masyarakat. Setelah Indonesia merdeka dan ketika K.H. Hasyim Asy'ari menjabat sebagai Menteri Agama R.I., ia mengambil keputusan untuk menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan Barat. Cara yang ditempuh untuk melaksanakan keputusan ini antara lain dengan melakukan propaganda untuk memasukkan mata pelajaran umum ke dalam madrasah. Keputusan Departemen Agama ini oleh Steenbrink, dianggap sebagai akibat dari pembaruan pendidikan yang terjadi di “ibukota” NU, Jombang.21 Besarnya pengaruh dan kharisma K.H. Hasyim Asy'ari berhasil melunakkan hati para kyai di pedesaan untuk sedikit demi sedikit mentransfer sistem pendidikan modern yang tadinya mereka menolak sistem modern.

0 komentar:

Posting Komentar