Tidak terasa kebersamaan kita di lembaga ini sudah sangat lama.Tidak
hanya hitungan bulan tetapi sudah tahap hitungan tahun.Subhanallah,
perjalanan yang relative tak sebentar ini tidak begitu saja berjalan
secara mulus tanpa ada kendala maupun permasalahan, baik dari intern
lembaga sendiri maupu ektern. Onak dan duri tidaklah menjadi batu
sandungan dalam perjuangan kita bersama , apalagi sampai memecah belah
ukhuwah yang telah kita bangun selama ini. Ibarat taman perjuangan ini,
segala permasalahan yang ada selayaknya bunga-bunga yang mewarnai
perjuangan kita ini sehingga perjuangan ini lebih indah nan variatif.
Andaikan perjuangan ini diibaratkan sayur, segala permasalahan pun
selayaknya bumbu- bumbu sehingga perjuangan ini semakin terasa nikmat
dan bermakna.
Lembaga pendidikan kita ini memang tidak mengenal sistem atasan dan bawahan selayaknya bos dan anak buah. Akan tetapi konsep kepemimpinan yang berazaskan saling menghargai,menghormati antara yang dipimpin dan yang memimpin tetaplah harus kita jaga. Keduanya adalah partner yang harus saling bersinergi guna pencapaian visi misi lembaga pendidikan ini.Tak terkecuali konsep “sami’na waatho’na serta watawashoubilhaq watawaashoubishobr”pun harus kita tanamkan dalam hati kita.
Mungkin selama ini terkadang kita berat menerima keputusan atau amanah yang dibabankan kepada kita tetapi percayalah kalau kita menerima semata-mata karena Allah serta dalam rangka menjalankan ketaatan kita terhadap “ulil amri” InsyaAllah hati kita akan ikhlas serta langkah kita akan ringan dalam menjalankan amanah tersebut. Banyak hal yang membuat kita berat dalam menjalankan ketaatan terhadap pimpinan kita salah satunya adalah su’udhon terhadap apa yang diputuskan pimpinan kita. Seringkali hal itu muncul ketika keputusan itu terasa berat untuk kita lakukan bahkan mungkin tidak sesuai dengan hawa nafsu kita, padahal menjalankan ketaatan tidak terbatas pada beban yang ringan saja akan tetapi dikala berat maupun ringan seyogyanya kita harus menjalankan ketaatan terhadap pimpinan selama pimpinan kita tidak melanggar syariat.
Saya teringat kisah pada zamam Rasulullah ketika itu perang ahzab. Pada suatu malam yang gelap dan dingin Rasul dan pasukannya kehabisan bekal sehingga mereka harus menahan rasa lapar dan dahaga. Rasul mengumpulkan semua pasukannya dan beliau menawarkan siapa yang bersedia memasuki wilayah musuh untuk memata-matai gerakan musuh serta rencana musuh. Akan tetapi tak satupun diantara pasukan tersebut yang bersedia menawarkan diri, akhirnya Rasulullahpun menunjuk salahsatu diantara mereka akhirya si tentara inipun dengan ikhlas menerima amanah dari Rasulullah selaku pimpinanya. Subhanallah, bayangkan dengan keadaan lapar serta dingin yang menusuk badan beliau(tentara tsb) dengan rela melaksanakan perintah pimpinannya, tidak tanggung-tanggung beban yang dipikulnya amat begitu berat yaiyu memasuki wilayah musuh yang tentu saja akan banyak penjagaan ketat diwilayah tersebut serta mengancam keselamtan jiwanya.
Begitu besar pentingnya mentaati seorang pemimpin dalam sebuah perjuangan sehingga Allah menyebutkan beberapa kali dalam Alqur’an tentang perintah mentaati ulil amri .
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu ikhlas dalam menjalankan perintah Allah salah satunya untuk selalu mentaati pemimpin kita meskipun berat ataupun ringan.Wallahu a’lam bishowab.
Lembaga pendidikan kita ini memang tidak mengenal sistem atasan dan bawahan selayaknya bos dan anak buah. Akan tetapi konsep kepemimpinan yang berazaskan saling menghargai,menghormati antara yang dipimpin dan yang memimpin tetaplah harus kita jaga. Keduanya adalah partner yang harus saling bersinergi guna pencapaian visi misi lembaga pendidikan ini.Tak terkecuali konsep “sami’na waatho’na serta watawashoubilhaq watawaashoubishobr”pun harus kita tanamkan dalam hati kita.
Mungkin selama ini terkadang kita berat menerima keputusan atau amanah yang dibabankan kepada kita tetapi percayalah kalau kita menerima semata-mata karena Allah serta dalam rangka menjalankan ketaatan kita terhadap “ulil amri” InsyaAllah hati kita akan ikhlas serta langkah kita akan ringan dalam menjalankan amanah tersebut. Banyak hal yang membuat kita berat dalam menjalankan ketaatan terhadap pimpinan kita salah satunya adalah su’udhon terhadap apa yang diputuskan pimpinan kita. Seringkali hal itu muncul ketika keputusan itu terasa berat untuk kita lakukan bahkan mungkin tidak sesuai dengan hawa nafsu kita, padahal menjalankan ketaatan tidak terbatas pada beban yang ringan saja akan tetapi dikala berat maupun ringan seyogyanya kita harus menjalankan ketaatan terhadap pimpinan selama pimpinan kita tidak melanggar syariat.
Saya teringat kisah pada zamam Rasulullah ketika itu perang ahzab. Pada suatu malam yang gelap dan dingin Rasul dan pasukannya kehabisan bekal sehingga mereka harus menahan rasa lapar dan dahaga. Rasul mengumpulkan semua pasukannya dan beliau menawarkan siapa yang bersedia memasuki wilayah musuh untuk memata-matai gerakan musuh serta rencana musuh. Akan tetapi tak satupun diantara pasukan tersebut yang bersedia menawarkan diri, akhirnya Rasulullahpun menunjuk salahsatu diantara mereka akhirya si tentara inipun dengan ikhlas menerima amanah dari Rasulullah selaku pimpinanya. Subhanallah, bayangkan dengan keadaan lapar serta dingin yang menusuk badan beliau(tentara tsb) dengan rela melaksanakan perintah pimpinannya, tidak tanggung-tanggung beban yang dipikulnya amat begitu berat yaiyu memasuki wilayah musuh yang tentu saja akan banyak penjagaan ketat diwilayah tersebut serta mengancam keselamtan jiwanya.
Begitu besar pentingnya mentaati seorang pemimpin dalam sebuah perjuangan sehingga Allah menyebutkan beberapa kali dalam Alqur’an tentang perintah mentaati ulil amri .
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu ikhlas dalam menjalankan perintah Allah salah satunya untuk selalu mentaati pemimpin kita meskipun berat ataupun ringan.Wallahu a’lam bishowab.
0 komentar:
Posting Komentar